Sunday, 16 March 2014

DUNIA YANG HANYA TUHAN TAU:DUNIA(PART 4)




"Hai, lilith.." Sapa Kultana sedikiti tidak senang. "Kenapa kamu kemari, apa ada masalah dengan para "Kingkara"

Lilith hanya menggeleng manja dan kembali tersenyum. " Tidak ada, ketuanya disini" sambungnya kekanak-kanakan
Gadis manis dan lucu itu bernama Lilith. Dia adalah anak kesayangan Azrael sekaligus kepala divisi penyiksaan di dunia bawah, jangan tertipu dengan tampilan tak bersalahnya. Lilith adalah gadis kecil paling kejam yang pernah diciptakan tuhan. Sebagai penjaga neraka dirinyalah yang berwenang untuk melegalkan segala jenis penyiksaan yang akan dilakukan oleh para pesuruhnya "Kingkara". Walaupun berwujud anak 10 tahun, Lilith adalah dewa yang sudah ada sebelum dunia ini diciptakan sehingga jika ada yang berani melawannya akan berakhir di neraka kecilnya dan jangan tanya apa yang akan dilakukannya untuk menghukum para pembelot. Semua orang di neraka takut padanya termasuk Kultana sehingga menjauhi kontak dengan Lilith adalah cara terbaik untuk menjauhi masalah.
     " Baguslah..anak manis, aku pergi dulu"
Kultana mengelus lembut kepala Lilith dan pergi menjauh dari hadapan seorang Lilith tapi terlambat, Lilith sudah terlanjur mengunci bayangannya terlebih dahulu.
      Lilith tersenyum manis. "Mau kemana, kakak...ayo, kita main" dengan senyum memelas Lilith mengajak tetapi Kultana tidak menghiraukan ajakan Lilith, dia sedang sibuk melepaskan belenggu di kakinya agar segera menjauh dari hadapan Lilith.
Lilith terus menahan langkah kaki “kakak” tersayangya yang kali sedang merangkak di tanah sambil mencari cari pijakan yang cukup kuat untuk menarik bayangannya pergi dari hadapan Lilith. Takut Kultana keburu kabur dari belenggu bayangannya, Lilith mengajak Kultana ke dunianya. Sebuah dunia yang tentunya tidak akan anda bayangkan jika mati nanti.
Dunia yang tadinya terang benderang dan menyenangkan dengan tawa ceria anak-anak di taman kini berubah menjadi dunia yang penuh dengan lolongan kesakitan dari para pendosa, tempat yang indah tadi beubah menjadi dunia bawah tepatnya ruang kerja Lilith dalam sekejap. Ruangan besar dengan gaya gothic dan tengkorak manungsa sebagai pajangan dimana mana. Ruangan besar yang  di dominasi dengan batu pualam berwarna hitam itu dikelilingi oleh jendela besar tanpa kaca sehinggga memuaskan mata anda untuk memandang keluar. Soal pemandangan apa yang terpajang diluar, tentunya pemandangan neraka yang dipenuhi oleh jiwa-jiwa pendosa yang disiksa sedemikian rupa untu membayar segala kesalahan dan dosa mereka semasa hidup. Para pendosa itu di tepatkan ke sbuah loker dan setiap lokernya, para Kingkara terus menerus menghujani mereka dengan cambukan maupun siraman air timah yang sangat panas. Tiada suara burung maupun angin berhembus disana layaknya suara alam di pagi hari. Yang akan anda temui hanyalah lolongan upatan dan minta tolong untuk disudahi dari penderitaan itu.
Tidak ada hal yang  cukup indah dibanggakan di neraka kecil milik Lilith. Aliran sungainya dicemari oleh bau busuk yang berasal dari kedengkian dan keegoisan manusia.  Jauh diujung sungai itu ada sebuah pintu besar yang dijaga oleh para Kingkara berukuran raksasa berwajah mengerikan. Kata Lilith semakin jelek wajah Kingkara di sana semakin banyak pula kebencian dan pembunuhan saudaranya sendiri di dunia tengah. Sedangkan sepanjang aliran sungai yang umumnya dipenuhi oleh pepohonan namun untuk neraka kecil milik Lilith, banyak orang yang dimandikan disana oleh para para Kingkara lainnya. Disitulah tempat seorang the death  diberikan identitas baru. Lilith pernah bercerita di sungai ituu, para calon the death dimandikan disana untuk melunturkan semua sifat kemanusiaan mereka. Jika anda bertanya sesuatu yang paling indah di neraka kecil milik Lilith mungkin bulan lah jawabannya. Satu-satunya hal yang cukup indah di sana adalah pemandangan bulan merah ditemani dengan awan kelabu kemerahan yang terpampang di langit neraka itu.
       "Manis, kenapa kita kesini?" Tanya Kultana tapi Lilith hanya sibuk memeluk dan mengelus manja boneka kelincinya. Dia hanya mengayunkan telunjuknya ke arah jendela mengisyaratkan Kultana untuk melihat pemandangan di luar.
      " Gimanaa pemandangan di luar?" Tanya lilith tanpa memalingkan wajahnya dari mainannya itu.
Kultana hanya terdiam nggak bisa berkata apa-apa. Yang ada disana hanya lolongan kesakitan para manungsa yang sedang di hukum oleh kawanan Kingkara. Api besar membakar seluruh tubuh para pendosa itu sebagai balasan dari apa yang mereka lakukan selama hidup di dunia. Para Kingkara memang terkenal sebagai raksasa penyiksa yang tidak tahu belas asih jika bertemu dengan para manungsa terlebih bagi mereka yang sudah melakukan terlalu banyak melakukan dosa dalam hidupnya. Sudah ratusan kali Kultana kemari, namun tetap saja rasa takut dan ngeri menyergapi tubuhnya. Tulang-tulangnya bergetar saat melihat satu persatu jīva yang disiksa dengan kejamnya di neraka kecil Lilith. Namun sebagai Yamadipati dia hanya bisa menyembunyikan kengeriannya dalam hati agar tidak tercium oleh Lilith. Lilith sangat senang dengan aura ketakutan, dengan ketakutan dirinya mendapatkan kekuatan besar sehingga dengan leluasa mempermainkan manungsa bahkan seorang dewa kematian sekalipun.
   “ seperti biasa” Jawab Kultana datar. Dia lebih memilih mengalihkan pandangannya ketempat lain daripada menyaksikan jiwa-jiwa pendosa itu disiksa.
   “takut?!?” tanya Lilith lagi, kali ini dia sedang bosan mempermainkan boneka kelinci putihnya. Sambil melompat lompat kecil, Lilith mendekati Kultana yang duduk di pinggir jendela memperhatikan sebuah loker penyiksaan kosong.
   “sekarang??ya enggak lah..” jawab Kultana “ kejadian itu sudah ratusan tahun lalu, mana mungkin sampai sekarang masih takut sama yang begituan..ha—ha—ha ..” sambungnya dengan tawa terpaksa keluar dari mulutnya saat Lilith menanyakan bagaimana rasanya di siksa oleh para Kingkara dengan sedemikian rupa.
   “kakak liat loker yang kosong itu? Inget nggak , disitu pertama kali aku ketemu kakak loh” kata Lilith dengan girangnya sambil menunjuk loker penyiksaan kosong yang diperhatikan Kultana dari tadi.
Kultana mendadak jadi kecut saat mengingat kejadian ratusan tahun lalu. Saat dia mati, seorang Yamadipati langsung menceburkan dirinya ke loker penyiksaan Lilith tanpa menimbang Book of Sin-nya apakah dia masuk ke khayangan atau tidak. Saat sampai di loker penyiksaan, tanpa perlu basa basi,  Kultana menjadi santapan yang paling menyenangkan bagi para Kingkara. Selama 3 bulan Kultana diikat pada loker kosong itu tanpa ada kesempatan menghela nafas. Dia terus menerus disiksa dengan kejamnya disana, air matanya berhenti mengalir yang ada hanya lolongan kesakitan dan minta tolong terlontar dari mulutnya. Entah sudah berapa ratus cambukan dan siraman air timah panas serta terpaan obor yang mendarat ke tubuhnya, cambukan itu melunturkan keimanan dan setiap tetes siraman air timah itu mengikis kewarasannya. Saat itu Kultana terus saja mengoceh seperti orang gila yang kehilangan segala harta benda. Semakin dia berceloteh tak keruan semakin bertubi tubi pula para Kingkara menyiksanya.
Tepat di hari ke 90, seorang Lilith datang dan langsung tertarik dengan ketidak warasan Kultana. Kultana yang tadinya lelaki beriman teguh berubah menjadi jiwa yang tidak tau mana yang baik dan benar. Tidak tahu mana yang atas dan yang bawah. Yang dia tahu semakin dia berceloteh menghina para Kingkara semakin banyak dirinya dihujani dengan siksaan yang bertubi tubi dan Kultana mendapatkan kesenangannya disana.
   “hei, kak..dimana imanmu? Aku ingin dengar..” tanya Lilith saat itu dengan tatapan memanjanya” mereka bilang setiap disiksa kakak selalu mengucapkan pujian pada Tuhan, sekarang dimana pujian itu? Sambungnya lagi.
   “Tuhan sudah meninggalkanku disini..” jawab Kultana dengan tatapan gilanya.
   “kenapa demikian” tanya Lilith lagi,
   “karena aku kurang beriman padanya, setiap kali aku disiksa disini, aku mencoba mengetuk pintu khayangannya dengan pujianku...tapi sepertinya pintu tuhan sudah tertutup untuk ku....aku..aku...jadi gila disini...SENDIRI...SIKSAAN..CAMBUKAN MELUNTURKAN IMANKU..HAHAHAHAHA”  sambung Kultana dengan tawaan gilanya lagi. Dia kembali mengupat tidak jelas dan menjelekan para Kingkara.
   “mau mengetuk pintu khayangan sekali lagi?” Lilith menawarkankan sebuah penawaran yang pada akhirnya membawa Kultana pada posisinya pada saat ini. Lilith lah yang membawanya dari lubang neraka yang menyeramkan itu dan dijadikan sebagai Yamadipati yang paling disegani seantaro neraka.
   “ ingat bagaimana pedihnya disiksa disana tidak?” tanya Lilith memecah lamunan Kultana tentang masa lalunya dalam penyiksaan Kingkara yang keji.” Mau mencobanya lagi? “ sambungnya dengan nada yang menakutkan. Mata merahnya kembali berubah menjadi hitam kelam sekelam malam dan memandangi Kultana dalam-dalam. Setelah mendengarkan ancaman dari Lilith dirinya langsung tahu alasannya dibawa ke ruangan Lilith dan diminta untuk memperhatikan lokernya terdahulu.
   “Amonn...dia...” Kultana mencoba menegaskan alasannya Lilith mengajaknya ke ruangan yang paling menyeramkan di neraka. Sebelum Kultana menyelesaikan ucapannya Lilith sudah mengagguk tanda setuju dengan alasan yang akan dilontarkan oleh Kultana.
   “dia datang kemari membawa seorang lelaki yang belum waktunya mati...” tegas Lilith sambil dudu manis di kursinya.” Apa itu perbuatan kakak” sambungnya

No comments:

Post a Comment