Tuesday, 25 February 2014

DUNIA YANG HANYA TUHAN TAU: DUNIA (PART 2)



Chapter One
Dunia....

 “angie..Angie..”
Suara lirih itu memanggil namanya dalam kegelapan. Saat itu Angela yang sedang tertidur pulas dalam tidur tanpa mimpinya. Suara lirih itu terus memanggilnya dan membuatnya tersadar dari tidur lelap. Angela melirik kesekitar kamarnya yang gelap dan kosong. Mencari  cari suara itu berasal, sampai pada titik di sudut kamarnya suara itu bermuara. Lama Angela mendengarkan suarah lirih  itu memanggil namanya. Suara itu semakin terdengar lirih dan seperti serigala yang sedang menangisi kepergian sang kekasih di Malam purnama yang sunyi. Suara itu benar benar memanggilnya dalam kegelapan kamar tidurnya. Angela membuka selimut dan mengikuti suara lirih itu
   “anggie..tolong”
Dengan hati hati Angela melirik kearah salah satu sudut kamarnya dimana dalam cahaya remang remang malam sesosok tubuh tertegun pilu diujung kamarnya. Suara itu meminta lirih kepada Angela. Sebuah tangan tiba tiba melambai dalam kegelapan kamarnya malam itu. Wanita itu..wanita yang sedang menangis lirih menjulurkan tangannya pada Angela. Tanpa rasa takut Angela menarik tangan kecil dan kurus itu ke arah cahaya bulan yang terpantul lewat jendela kamarnya yang terbuka malam itu lalu tersenyum dengan menyeringai.
   “Kultana” jawabnya dengan enteng saat tangan tua yang semula berwujud wanita renta berganti dengan lelaki tampan yang bertubuh besar diselimuti jubah hitam mulai dari kepala hingga menjuntai kelantai. Kultana tersenyum ternyata kemampuannya merubah diri tidak mampu mengelabui Angela.
   “Hai, Anggie..lama tak bertemu” sapa Kultana menyunggingkan senyum manisnya kepada Angela. Angela tak bergeming dan menghidupkan lampu kamarnya. Kultana langsung menutup rapat rapat jubahnya karena tidak terbiasa dengan cahaya terang yang ada di dunia manungsa.  
   oh, yah, 19 tahun…ngapain lo kesini?” Tanya Angela ketus. Kultana hanya tersenyum sambil menjentikan jarinya, jubah hitamnya menghilang digantikan satu set setelah hitam dan bunga mawar disakunya. Kultana memang suka memakai setelan sebagai trade mark-nya. Dia duduk dengan manis di atas meja belajar Angela sambil memakai kaca mata hitamnya.
   “berkunjung..nggak boleh?” tanyanya manis “sudah lama aku tidak bertemu dengan vidyādhara-ku yang manis ini di medan pertempuran jīva
Dengan langkah tegas Kultana mendekati Angela. Dia sengaja menyudutkan Angela ke dinding tempatnya berdiri tadi. Kultana merentangkan kedua tangannya lebar lebar dan meletakannya diantara kepala Angela untuk menghentikan langkahnya. Angela saat ini benar benar tidak bisa bergerak. Dia sudah berada di ujung kamarnya sendiri dan tidak mampu pergi kemanapun karena pergerakannya telah di blok oleh Kultana. Dengan tatapan puas dia mengerlingkan mata indah coklatnya dihadapan Angela. Jari jeamri lembutnya semakin dekat menyentuh halus dagu Angela. Tatapan matanya kali benar benar menggoda. Luciifer mengedipkan matanya perlahan sambil menatap dalam dalam Angela penuh hasrat. Dia mendesah halus, namun bau nafasnya yang seharum bau buah buahan pada pagi hari yang bercampur dengan segarnya embun pagi dengan lembut menghembus di telinga Angela saat itu. Semakin Angela bergerak, Kultana semakin mendekatkan pandangannya. Bahkan sangat dekat dengan pendangan Angela. Yang menjadi pemisah mereka hanya batang hidung mereka yang saling beradu satu sama lain.
Untuk sejenak, Angela terbuai dengan sentuhan Kultana saat itu. Wajah Kultana benar benar membuatnya terpesona, bibir merah seindah cerinya membuat Angela ingin menciumnya. Tapi beberapa saat kemudian lamunan liarnya tersadar saat Kultana mulai mencoba bagian lain dari tubuh mungilnya. Kultana mulai menyentuh bagian pahanya dengan jari jemarinya. Jari jemari Kultana seakan akan menari diatas paha indah Angela. Angela hanya menyeringai dan menarik nafas dalam. “haaahhhhhhhhhh” Angela langsung mengeluarkan jurus pamungkasnya “nafas naga api” untuk menghadapi kelakuan Kultana yang selalu memakai metode sama untuk menggodanya.
   “ebuset nih cewek, udah 100 tahun masih aja nyemilin bangke” Kultana mengerutu dari ujung ruangan. Bau nafas Angela benar-benar membunuhnya saat itu. Walaupun hanya seorang jīva tapi untuk sekedar bau hidung Kultana sangat peka dengan hal semacam itu. Kultana memilih menjauhi nafas bau yang dihasilkan oleh Angela ke sudut lain kamar Angela sedangkan Angela hanya teesenyum jahil saat melihat Kultana memukul dadanya karena tersedak nafas baunya. Angela merasa bangga bisa mengalahkan Kultana saat itu tanpa mengeluarkan satu kekuatan magis pun untuk melawannya. Bau nafas Angela benar benar mengacaukan rayuannya dan mood-nya saat ini.
   “cara lo basi..ngapain kesini? Ngaku!!!..”
Tidak mau mensia- siakan kesempatan, Angela terus saja mendekati Kultana dengan langkah cepat bahkan hampir seperti berlari sementara Kultana yang tidak mau terkena jebakan batman Angela untuk kedua kali memilih terus melangkah mundur untuk menjauhi Angela. Dia tahu benar apa yang akan dilakukan Angela selanjutnya padanya. Dengan langkah cepat Angela langsung memojokan Kultana ke dinding. Sambil menaruh tangan kirinya ke leher Kultana, dia menatap Kultana dalam dalam dan pada akhirnya menjalankan apa yang sudah direncanakannya selama ini. Angela semakin mendekatkan mulut baunya kehidung Kultana yang sedang menahan nafasnya. Kultana hanya terdiam dan tidak menjawab apapun dirinya sedang sibuk mengibaskan tanganya untuk menghilangkan efek bau yang ditimbulkan oleh mulut Angela.
   “nggak ngaku!!! Okeh fine”
Rencana Angela untuk memojokan Kultana bukan hanya satu. Tanpa segan Angela mengoles oleskan ke empat jarinya kearah ketiak dengan wajah puasnya. Dirinya tahu betul kelemahan Kultana yang membenci berbagai macam bau tak sedap. Kontan saja Kultana langsung menghilang dari cengkraman Angela sebelum dia melakukan rencana jahatnya. Untuk sesaat Angela menggeledah keseleruh bagian kamarnya mencari musuh bebuyutannya itu namun yang dia temukan hanyalah kehampaan kamarnya malam itu. Saat Angela sibuk mencari Kultana ke dalam lemari, Kultana sudah muncul kembali seperti kilat kehadapan angela. Sambil menyilangkan kakinya dia duduk manis di tempat tidur angela dan menutup hidungnya dengan selimut. Ternyata efek domino yang dihasilkan oleh bebauan tiidak sedap yang dihasilkan oleh Angela telah menggangu indra penciumannya.
   “Stopp...maju selangkah lagi berarti mati” Kultana menjulurkan tangan kanannya kearah Angela. Bersamaan dengan itu muncul bayangan hitam di lantai yang menyergap Angela dari unjung kaki hingga bagian dada mengunci pergerakannya. Kultana adalah seorang Yamadipati yang senang bermain main dengan bayangan. Dia mampu mengunci bayangan seseorang sehingga dengan leluasa dikendalikannya.
“apa maksud dan tujuan lo datang kemari” Tegas Angela lagi
Kultana tidak bergeming,dia hanya mengeluarkan sebuah dokumen dan langsung menghilang dikegelapan malam. Cahaya lampu yang semula terang kembali meredup seiring kepergian Kultana. Angela mengambil dokumen yang ditinggalkan oleh Kultana dan membacanya sekilas lalu tersenyum dengan puas.
Paginya Angela bersiap untuk pergi kekampusnya. Dia sedang menyusuri jalan setapak menuju kampusnya. Angela masih tidak habis pikir kenapa Kultana harus repot repot mengantarkan file “The Dying” yang harus diselamatkannya padahal jika dia ingin cepat mencapai “will” nya untuk apa Kultana memberitahukan mangsanya sendiri pada seorang vidyādhara yang justru akan mengagalkan misinya. Setelah hampir seratus tahun bertarung dengan Kultana dia masih bingung kenapa Kultana sering begitu baik padanya. Entah apa yang dipikirkan oleh seorang Kultana sehingga sering menolongnya dalam mencapai “Will”.
   “Hei, cantik” sapa Jeremy mendekatinya dari belakang dan kontan mengagetkan Angela setengah mampus. “aku ngagetin kamu yah, maaf” Jeremy menundukan kepalanya tanda meminta maaf pada Angela yang sedang meradang karena pemikirannya dikacaukan oleh Jeremy.
   “Bodo ah,,” jawab Angela dan langsung meninggalkan Jeremy yang sedang mencoba meminta maafnya. Jeremy mendadak bingung, Angela pagi ini tidak segalak biasanya.
   “Cuman itu doang, nggak ada lempar sepatu atau amukan gitu” tanya Jeremy bingung. Angela tetap tidak bergeming dan berlalu begitu saja dari pertanyaan Jeremy. Dirinya masih berkutat dengan pikirannya tentang apa yang direncanakan oleh Kultana. Mungkin saja Kultana sedang menyusun rencana untuk mengalahkannya dengan cara halus atau ......
   “Argggghhhhh....maunya apa sih tuh anak” teriaknya kesal. Walaupun sudah 100 tahun lebih dirinya bertarung dengan Kultana tetap saja dia masih bingung dengan jalan pikiran dewa pencabut nyawa yang satu itu.
   “Kultana?!” terka Jeremy dan menghentikan langkahnya yang galau. Angela berbalik saat Jeremy menyebut nama Kultana. Darimana Jeremy tau kalau semalam Angela dan Kultana bertemu kerena saat malam itu Jeremy sedang ditugaskan oleh untuk mengintai the death lain di luar kota.Jeremy langsung mengeluarkan file yang dibaca oleh Angela tadi malam.
   “dapet darimana?” tanyanya bingung karena file itu sudah disimpannya baik baik agar tidak ditemukan orang dan tiba tiba Jeremy menemukannya. Jeremiah Chistopher adalah seorang Alice dialah yang menyediakan tempat tinggal untuk Angela selama 3 tahun ini dengan alibi bahwa Angela adalah sepupu jauhnya yang tidak punya rumah dan sedikit memiliki masalah emosi sehingga mustahil untuk meninggalkannya sendirian dirumah kepada orang tua angkatnya. Sejak kecil Jeremy tinggal sendiri, kedua orang tuanya meninggal karena menyelamatkannya dari gangguan Satanama yang ingin memakannya pada malam Jumat Kliwon itu. Para Alice memang sering menjadi incaran para Satanama malam karena dengan menyantap soerang Alice para Satanama mampu memperpanjang hidup sampai ribuan tahun lagi. Dan Angela lah yang menyelamatkannya dan mencarikan tempat tinggal untuknya.
Seorang Alice adalah anak manungsa yang dianugrahi kekuatan supernatural dan intelegensi diatas rata rata. Sama seperti anak Indigo, Alice dapat melihat makhluk gaib yang berkeliaran di rumah mereka dan malah untuk kasus Jeremy, dirinya memilih untuk  bersahabat dekat dengan makhluk makhluk tersebut. Sebagai Alice dia diangurahi dengan keahlian untuk membaca pikiran segala jenis makhluk di dunia ini dan menguping pembicaraan para makhluk gaib dari dunia bawah sehingga dirinya sangat pas untuk dijadikan Alice di devisi pengintaian. Jeremy masih belajar untuk mengontrol kelebihannya pendengarannya itu. dia masih berlatih bagaimana meningkatkan konsetrasi agar tidak semua pikrian orang masuk ke pikirannya. Karena memiliki kemampuan yang mampu mendengarkan yang luar biasa, tidak heran jika dia sering memakai headset untuk menyaring suara-suara yang didengarnya.
   “Kultana yang mengantakannya sendiri” jawabnya datar membuat Angela kaget. Tambah aneh aja tuh anak, jangan..jangan...jangan...gumam Angela dalam hati,
   “Kultana nggak mungkin naksir sama situ” sela Jeremy yang tanpa sengaja membaca pikiran Angela. Angela langsung kecut karena pikiran liarnya dibaca orang lain. Jangan seenaknya masuk ke fikiran orang dongg, gerutunya dari dalam hati.
“apa? Kau masih kepikiran 19 tahun lalu?ayolah” Kata Jeremy mengingatkan kejadian 19 tahun lalu antara dirinya dan  Kultana.”truk aja bisa berjalan kedapan, masa kau tidak. Kau tau hubungan asmara antara dua dunia itu nggak ada yang berhasil” sambung lagi lecih cerewet.Jeremy memulai pembicaraan tentang Angela yang masih saja mengharapkan Kultana benar-benar menyukainya. Dia ingat betul betapa merananya Angela saat  19 tahun lalu entah badai macam apa tiba-tiba saja Kultana meninggalkannya sendirian. Ditinggalkan oleh seseorang yang disukai dalam keadaan yang “digantung” adalah situasi yang tidak mengenakan bagi Angela.
Angela hanya terdiam. dia mulai cemberut. Bukan karena Jeremy mengingatkannya untuk tidak mengenang kembali masa-masa indahnya dengan Kultana tapi karena dia terlalu terlena dengan pesona Kultana, dia sampai kehilangan “the dying” yang harus dibelanya dan membuatnya dimarahi habis-habisan oleh Gabriel. Dia masih ingat saat ditinggal oleh Kultana entah kemana. Saat itu dia harus menjalani masa memalukan sebagai orang yang patah hati.  jika Bella Swan pernah depresi berat karena ditinggal oleh Edward di New Moon selama beberapa bulan maka Angelapun demikian. Dia lebih mirip orang autis daripada seseorang yang terkena depresi cinta. Karena sangking angongnya Angela meratapi kepergian Kultana, dia sampai tidak bisa membedakan mana kapuk bantal dan camilan yang ditaruh Jeremy untuk menghibur hatinya. Saat kapuk bantalnya tingggal separuh dia baru sadar yang membuatnya kenyang adalah kapuk bukan makanan manusia. Matanya bengkak seperti digigit tawon karena seharian menangisi kepergian Kultana dan diselipi omelan yang berisi pembelaan diri kalau dia bisa move on dari seorang Kultana. Di salah satu adegan film twilight, Bella hanya terdiam dikamarnya memandangi hari berubah tanpa kehadiran Edward di sisinya maka Angela hanya terdiam dibawah shower selama beberapa jam setiap harinya karena dilanda galau tingkat dewa. dia pernah berhari-hari nangkring di depan mansion Anna dengan kemahnya yang dipajang dipinggir trotoar berharap Kultana pulang. Angela saat itu benar benar menjadi  “the one who can’t be moved” versi nyata. Untuk beberapa mingggu dia menjadi headline news di beberapa televisi lokal karena tindakannya yang terinspirasi lagunya the script itu.
Angela makin kecut saat jeremy mengingatkan betapa bodoh kelakuannya saat  itu. dia benar-benar malu karena sangking galaunya ditnggal oleh Kultana entah kemana dia sampai melakukan hal hal mempermalukan dirinya sendiri. Melihat ekpresi memelas Angela, Jeremy langsung iba. Dia tahu betapa malunya Angela saat dia dijadikan lelucon satu kampusnya dulu dan dijuluki “Loone La” karena kelakuan anehnya itu.
   “maaf” jawab Jeremy lagi dan menebar senyum bersalahnya. “Kultana nggak bilang apa-apa cuman ini adalah “last will” untuk kita berdua...apa itu “last will” aku juga bingung..bla..bla...”
Jeremy terus saja berceloteh tentang pertemuannya dengan Kultana semalam sedangkan Angela terus berfikir dengan “last will” yang akan mereka lakukan pada target yang satu ini.” Last Will” adalah tugas terakhir bagi para Yamadipati ataupun vidyādhara yang harus dipenuhi demi mewujudkan “will” mereka sebelum masuk khayangan. Angela terus menatapi wajah lelaki yang ada di file tersebut dengan tatapan bingung apa benar ini akan menjadi last will bagi mereka berdua. Jika iya, pasti akan menjadi pertempuran yang mengasyikan bagi mereka berdua.

TO BE CONTINUED.....

No comments:

Post a Comment