Chapter One
Dunia....
“angie..Angie..”
Suara lirih itu memanggil
namanya dalam kegelapan. Saat itu Angela yang sedang tertidur pulas dalam tidur tanpa mimpinya. Suara lirih itu
terus memanggilnya dan membuatnya tersadar dari tidur lelap. Angela melirik kesekitar kamarnya yang gelap dan kosong. Mencari cari suara itu berasal, sampai pada titik di
sudut kamarnya suara itu bermuara. Lama Angela mendengarkan suarah lirih itu memanggil namanya. Suara itu semakin terdengar lirih dan seperti
serigala yang sedang menangisi kepergian sang kekasih di Malam purnama yang sunyi. Suara itu benar benar memanggilnya dalam kegelapan
kamar tidurnya. Angela membuka selimut dan mengikuti suara lirih itu
“anggie..tolong”
Dengan hati hati Angela melirik kearah
salah satu sudut kamarnya dimana dalam cahaya remang remang malam sesosok tubuh
tertegun pilu diujung kamarnya. Suara itu meminta lirih kepada Angela. Sebuah
tangan tiba tiba melambai dalam kegelapan kamarnya malam itu. Wanita itu..wanita
yang sedang menangis lirih menjulurkan tangannya pada Angela. Tanpa
rasa takut Angela menarik tangan kecil dan kurus itu ke arah cahaya bulan yang
terpantul lewat jendela kamarnya yang terbuka malam itu lalu tersenyum dengan
menyeringai.
“Kultana”
jawabnya dengan enteng saat tangan tua yang semula berwujud wanita
renta berganti dengan lelaki tampan yang bertubuh besar diselimuti jubah hitam
mulai dari kepala hingga menjuntai kelantai. Kultana tersenyum ternyata
kemampuannya merubah diri tidak mampu mengelabui Angela.
“Hai,
Anggie..lama tak bertemu” sapa Kultana menyunggingkan senyum manisnya kepada
Angela. Angela tak bergeming dan menghidupkan lampu kamarnya. Kultana langsung
menutup rapat rapat jubahnya karena tidak terbiasa
dengan cahaya terang yang ada di dunia manungsa.
“oh, yah, 19 tahun…ngapain lo kesini?” Tanya Angela ketus. Kultana
hanya tersenyum sambil menjentikan jarinya, jubah hitamnya
menghilang digantikan satu set setelah hitam dan bunga mawar disakunya. Kultana memang suka memakai setelan sebagai trade
mark-nya. Dia duduk dengan manis di atas meja belajar Angela sambil memakai kaca mata hitamnya.
“berkunjung..nggak
boleh?” tanyanya manis “sudah lama aku tidak bertemu dengan vidyādhara-ku yang manis ini di medan
pertempuran jīva “
Dengan langkah tegas Kultana mendekati Angela. Dia sengaja menyudutkan Angela ke dinding tempatnya
berdiri tadi. Kultana merentangkan kedua tangannya lebar lebar dan meletakannya
diantara kepala Angela untuk menghentikan langkahnya. Angela saat ini benar
benar tidak bisa bergerak. Dia sudah berada di ujung kamarnya sendiri dan tidak
mampu pergi kemanapun karena pergerakannya telah di blok oleh Kultana. Dengan
tatapan puas dia mengerlingkan mata indah coklatnya dihadapan Angela. Jari
jeamri lembutnya semakin dekat menyentuh halus dagu Angela.
Tatapan matanya kali benar benar menggoda. Luciifer mengedipkan matanya
perlahan sambil menatap dalam dalam Angela penuh hasrat. Dia mendesah halus,
namun bau nafasnya yang seharum bau buah buahan pada pagi hari yang bercampur
dengan segarnya embun pagi
dengan lembut menghembus di
telinga Angela saat itu. Semakin Angela bergerak, Kultana semakin mendekatkan pandangannya. Bahkan sangat dekat dengan pendangan Angela. Yang menjadi pemisah
mereka hanya batang hidung mereka yang saling beradu satu sama lain.
Untuk sejenak, Angela terbuai dengan sentuhan Kultana
saat itu. Wajah Kultana benar benar membuatnya terpesona, bibir merah seindah
cerinya membuat Angela ingin menciumnya. Tapi beberapa saat kemudian lamunan
liarnya tersadar saat Kultana mulai mencoba bagian lain dari tubuh mungilnya. Kultana
mulai menyentuh bagian pahanya dengan jari jemarinya. Jari jemari Kultana
seakan akan menari diatas paha indah Angela. Angela hanya menyeringai dan menarik nafas dalam.
“haaahhhhhhhhhh” Angela langsung mengeluarkan jurus pamungkasnya “nafas naga
api” untuk menghadapi kelakuan Kultana yang selalu memakai metode sama untuk menggodanya.
“ebuset
nih cewek, udah 100 tahun masih aja nyemilin bangke” Kultana mengerutu dari
ujung ruangan. Bau nafas Angela
benar-benar membunuhnya saat itu. Walaupun hanya seorang jīva tapi untuk sekedar bau hidung Kultana sangat peka dengan hal
semacam itu. Kultana memilih
menjauhi nafas bau yang dihasilkan oleh Angela ke sudut lain kamar Angela sedangkan Angela hanya teesenyum jahil saat melihat Kultana
memukul dadanya karena tersedak nafas baunya. Angela merasa
bangga bisa mengalahkan Kultana saat itu tanpa mengeluarkan satu kekuatan magis
pun untuk melawannya. Bau nafas
Angela benar benar mengacaukan rayuannya dan mood-nya saat ini.
“cara
lo basi..ngapain kesini? Ngaku!!!..”
Tidak mau mensia- siakan kesempatan, Angela
terus saja mendekati Kultana dengan langkah cepat bahkan hampir seperti berlari
sementara Kultana yang tidak mau terkena jebakan batman Angela untuk kedua kali
memilih terus melangkah mundur untuk menjauhi Angela. Dia tahu benar apa yang
akan dilakukan Angela selanjutnya padanya. Dengan langkah cepat Angela langsung memojokan Kultana ke dinding. Sambil menaruh tangan kirinya ke
leher Kultana, dia menatap Kultana dalam dalam dan pada
akhirnya menjalankan apa yang sudah direncanakannya selama ini. Angela semakin mendekatkan mulut baunya kehidung Kultana
yang sedang menahan nafasnya. Kultana hanya terdiam dan tidak menjawab apapun
dirinya sedang sibuk mengibaskan tanganya untuk menghilangkan efek bau yang
ditimbulkan oleh mulut Angela.
“nggak
ngaku!!! Okeh fine”
Rencana Angela untuk memojokan Kultana bukan
hanya satu. Tanpa segan
Angela mengoles oleskan ke empat jarinya kearah ketiak dengan wajah puasnya.
Dirinya tahu betul kelemahan Kultana yang membenci berbagai macam bau tak
sedap. Kontan saja Kultana langsung menghilang dari
cengkraman Angela sebelum dia
melakukan rencana jahatnya. Untuk sesaat Angela menggeledah keseleruh bagian
kamarnya mencari musuh bebuyutannya itu namun yang dia temukan hanyalah
kehampaan kamarnya malam itu. Saat Angela sibuk mencari Kultana ke dalam
lemari, Kultana sudah muncul kembali seperti kilat kehadapan
angela. Sambil menyilangkan kakinya dia duduk manis di tempat tidur angela dan menutup hidungnya dengan
selimut. Ternyata efek domino yang
dihasilkan oleh bebauan tiidak sedap yang dihasilkan oleh Angela telah
menggangu indra penciumannya.
“Stopp...maju selangkah lagi berarti mati” Kultana menjulurkan tangan kanannya kearah Angela. Bersamaan dengan itu muncul
bayangan hitam di lantai yang menyergap Angela dari unjung kaki hingga bagian
dada mengunci pergerakannya. Kultana adalah seorang Yamadipati
yang senang bermain main dengan bayangan. Dia mampu mengunci bayangan seseorang
sehingga dengan leluasa dikendalikannya.
“apa maksud dan tujuan lo datang kemari”
Tegas Angela lagi
Kultana tidak bergeming,dia hanya mengeluarkan sebuah dokumen dan langsung menghilang dikegelapan malam.
Cahaya lampu yang semula terang kembali meredup seiring kepergian Kultana.
Angela mengambil dokumen yang ditinggalkan oleh Kultana dan membacanya sekilas
lalu tersenyum dengan puas.
Paginya Angela bersiap untuk pergi kekampusnya.
Dia sedang menyusuri jalan setapak menuju kampusnya. Angela masih tidak habis
pikir kenapa Kultana harus repot repot mengantarkan file “The Dying” yang harus
diselamatkannya padahal jika dia ingin cepat mencapai “will” nya untuk apa Kultana memberitahukan mangsanya sendiri pada seorang vidyādhara yang justru akan mengagalkan misinya. Setelah hampir
seratus tahun bertarung dengan Kultana dia masih bingung kenapa Kultana sering
begitu baik padanya. Entah apa yang dipikirkan oleh seorang Kultana sehingga
sering menolongnya dalam mencapai “Will”.
“Hei,
cantik” sapa Jeremy mendekatinya dari belakang dan kontan mengagetkan Angela
setengah mampus. “aku ngagetin kamu yah, maaf” Jeremy menundukan kepalanya
tanda meminta maaf pada Angela yang sedang meradang karena pemikirannya dikacaukan
oleh Jeremy.
“Bodo
ah,,” jawab Angela dan langsung meninggalkan Jeremy yang sedang mencoba meminta
maafnya. Jeremy mendadak bingung, Angela pagi ini tidak segalak biasanya.
“Cuman
itu doang, nggak ada lempar sepatu atau amukan gitu” tanya Jeremy bingung.
Angela tetap tidak bergeming dan berlalu begitu saja dari pertanyaan Jeremy.
Dirinya masih berkutat dengan pikirannya tentang apa yang direncanakan oleh Kultana.
Mungkin saja Kultana sedang menyusun rencana untuk mengalahkannya dengan cara
halus atau ......
“Argggghhhhh....maunya
apa sih tuh anak” teriaknya kesal. Walaupun sudah 100 tahun lebih dirinya
bertarung dengan Kultana tetap saja dia masih bingung dengan
jalan pikiran dewa pencabut nyawa yang satu itu.
“Kultana?!”
terka Jeremy dan menghentikan langkahnya yang galau. Angela berbalik saat Jeremy
menyebut nama Kultana. Darimana Jeremy tau kalau semalam Angela dan Kultana
bertemu kerena saat malam itu Jeremy sedang ditugaskan oleh untuk mengintai the
death lain di luar kota.Jeremy langsung mengeluarkan file yang dibaca oleh Angela tadi malam.
“dapet
darimana?” tanyanya bingung karena file itu sudah disimpannya baik baik agar
tidak ditemukan orang dan tiba tiba Jeremy menemukannya. Jeremiah Chistopher adalah seorang Alice dialah yang menyediakan tempat tinggal untuk
Angela selama 3 tahun ini dengan alibi bahwa Angela adalah sepupu jauhnya yang
tidak punya rumah dan sedikit memiliki masalah emosi sehingga mustahil untuk
meninggalkannya sendirian dirumah kepada orang tua angkatnya. Sejak kecil
Jeremy tinggal sendiri, kedua orang tuanya meninggal karena menyelamatkannya
dari gangguan Satanama yang ingin
memakannya pada malam Jumat Kliwon itu. Para Alice memang sering menjadi
incaran para Satanama malam karena
dengan menyantap soerang Alice para Satanama mampu memperpanjang hidup
sampai ribuan tahun lagi. Dan Angela lah yang menyelamatkannya dan mencarikan
tempat tinggal untuknya.
Seorang Alice adalah anak manungsa
yang dianugrahi kekuatan supernatural dan intelegensi diatas rata rata. Sama seperti anak Indigo, Alice dapat melihat makhluk gaib yang berkeliaran di rumah mereka
dan malah untuk kasus Jeremy, dirinya memilih untuk bersahabat dekat dengan makhluk makhluk tersebut. Sebagai Alice
dia diangurahi dengan keahlian untuk membaca pikiran segala jenis makhluk di
dunia ini dan menguping pembicaraan para makhluk gaib dari dunia bawah sehingga
dirinya sangat pas untuk dijadikan Alice
di devisi pengintaian. Jeremy
masih belajar untuk mengontrol kelebihannya pendengarannya itu. dia masih
berlatih bagaimana meningkatkan konsetrasi agar tidak semua pikrian orang masuk
ke pikirannya. Karena
memiliki kemampuan yang mampu mendengarkan yang luar biasa, tidak heran jika dia sering memakai headset untuk menyaring suara-suara yang didengarnya.
“Kultana
yang mengantakannya sendiri” jawabnya datar membuat Angela kaget. Tambah aneh aja tuh anak,
jangan..jangan...jangan...gumam Angela dalam hati,
“Kultana
nggak mungkin naksir sama situ” sela Jeremy yang tanpa sengaja membaca
pikiran Angela. Angela langsung kecut karena pikiran liarnya dibaca orang lain.
Jangan seenaknya masuk ke fikiran orang
dongg, gerutunya dari dalam hati.
“apa? Kau masih kepikiran 19 tahun lalu?ayolah”
Kata Jeremy mengingatkan kejadian 19 tahun lalu antara dirinya dan Kultana.”truk aja bisa berjalan kedapan, masa
kau tidak. Kau tau hubungan asmara antara dua dunia itu nggak ada yang
berhasil” sambung lagi lecih cerewet.Jeremy memulai pembicaraan tentang Angela
yang masih saja mengharapkan Kultana benar-benar menyukainya. Dia ingat betul betapa
merananya Angela saat 19 tahun lalu
entah badai macam apa tiba-tiba saja Kultana meninggalkannya sendirian.
Ditinggalkan oleh seseorang yang disukai dalam keadaan yang “digantung” adalah
situasi yang tidak mengenakan bagi Angela.
Angela hanya terdiam. dia mulai cemberut. Bukan
karena Jeremy mengingatkannya untuk tidak mengenang kembali masa-masa indahnya
dengan Kultana tapi karena dia terlalu terlena dengan pesona Kultana, dia
sampai kehilangan “the dying” yang harus dibelanya dan membuatnya dimarahi
habis-habisan oleh Gabriel. Dia masih ingat saat ditinggal oleh Kultana entah
kemana. Saat itu dia harus menjalani masa memalukan sebagai orang yang patah
hati. jika Bella Swan pernah depresi
berat karena ditinggal oleh Edward di New
Moon selama beberapa bulan maka Angelapun demikian. Dia lebih mirip orang
autis daripada seseorang yang terkena depresi cinta. Karena sangking angongnya
Angela meratapi kepergian Kultana, dia sampai tidak bisa membedakan mana kapuk
bantal dan camilan yang ditaruh Jeremy untuk menghibur hatinya. Saat kapuk
bantalnya tingggal separuh dia baru sadar yang membuatnya kenyang adalah kapuk
bukan makanan manusia. Matanya bengkak seperti digigit tawon karena seharian
menangisi kepergian Kultana dan diselipi omelan yang berisi pembelaan diri
kalau dia bisa move on dari seorang Kultana. Di salah satu adegan film
twilight, Bella hanya terdiam dikamarnya memandangi hari berubah tanpa
kehadiran Edward di sisinya maka Angela hanya terdiam dibawah shower selama beberapa jam setiap
harinya karena dilanda galau tingkat dewa. dia pernah berhari-hari nangkring di
depan mansion Anna dengan kemahnya yang dipajang dipinggir trotoar berharap Kultana
pulang. Angela saat itu benar benar menjadi
“the one who can’t be moved” versi nyata. Untuk beberapa mingggu dia
menjadi headline news di beberapa televisi lokal karena tindakannya yang
terinspirasi lagunya the script itu.
Angela makin kecut saat jeremy mengingatkan
betapa bodoh kelakuannya saat itu. dia
benar-benar malu karena sangking galaunya ditnggal oleh Kultana entah kemana
dia sampai melakukan hal hal mempermalukan dirinya sendiri. Melihat ekpresi
memelas Angela, Jeremy langsung iba. Dia tahu betapa malunya Angela saat dia
dijadikan lelucon satu kampusnya dulu dan dijuluki “Loone La” karena kelakuan
anehnya itu.
“maaf”
jawab Jeremy lagi dan menebar senyum bersalahnya. “Kultana nggak bilang apa-apa cuman ini adalah “last will” untuk kita berdua...apa itu “last will”
aku juga bingung..bla..bla...”
Jeremy terus saja berceloteh tentang
pertemuannya dengan Kultana semalam sedangkan Angela terus berfikir dengan
“last will” yang akan mereka lakukan pada target yang satu ini.” Last Will”
adalah tugas terakhir bagi para Yamadipati
ataupun vidyādhara yang harus
dipenuhi demi mewujudkan “will” mereka sebelum masuk khayangan. Angela terus
menatapi wajah lelaki yang ada di file tersebut dengan tatapan bingung apa
benar ini akan menjadi last will bagi mereka berdua. Jika iya, pasti akan
menjadi pertempuran yang mengasyikan bagi mereka berdua.
TO BE CONTINUED.....
No comments:
Post a Comment